Cover

Fiorentina, antara keberuntungan yang datang dan kesialan yang dicari sendiri

ACF Fiorentina

Selasa, 21 Januari 2025

ViolaClubINA - Dalam perjalanan panjang musim ini, Fiorentina berada di persimpangan antara keberuntungan yang tak terduga dan kesialan yang tampaknya dicari sendiri. Di satu sisi, mereka menemukan bakat muda yang bersinar seperti Pietro Comuzzo. Namun, di sisi lain, keputusan-keputusan strategis yang dipertanyakan menjadi bom waktu bagi tim.

Pietro Comuzzo, bek muda lulusan akademi Fiorentina, menjadi sorotan musim ini. Pemain kelahiran 2005 itu awalnya hanyalah pilihan pelapis. Namun, karena kurangnya alternatif, ia harus turun ke lapangan secara terus-menerus. Sepuluh laga berturut-turut tanpa jeda telah memaksanya menjadi pilar utama. Meski awalnya tampil gemilang, kini tanda-tanda kelelahan, terutama secara mental, mulai terlihat.

Ketika Torino berhasil menahan Fiorentina dengan skor imbang, banyak yang menyalahkan kesalahan individu. Namun, masalah yang dihadapi Fiorentina jauh lebih kompleks dan bersifat kolektif. Jika dibandingkan dengan tim yang mencetak delapan kemenangan beruntun beberapa minggu lalu, skuad Fiorentina sekarang tampak kehilangan arah. Kebingungan ini semakin diperburuk oleh lemahnya sektor pertahanan yang telah kebobolan 11 gol dalam enam pertandingan terakhir.

Salah satu keputusan transfer yang memancing kritik adalah pembelian Marin Pongracic. Pemain Kroasia itu dibeli dengan harga yang lebih mahal dibanding hasil penjualan Nikola Milenkovic, yang kini bersinar di Premier League. Ironisnya, Pongracic hampir tidak pernah dimainkan, meninggalkan tanda tanya besar atas kebijakan transfer Fiorentina. Sementara itu, tim terus bertahan dengan kombinasi pemain muda dan pemain yang sebenarnya butuh lebih banyak pengalaman.

[Baca juga : Fiorentina panaskan bursa transfer, Dennis Man, Cher Ndour, dan perombakan tim yang menarik perhatian]

Masalah pertahanan Fiorentina diperparah dengan kurangnya rotasi. Ranieri, seorang bek yang bermain dengan semangat tinggi, kadang menunjukkan kelemahan. Di sisi lain, Comuzzo, yang baru pertama kali bermain di level ini, tak punya pilihan selain menjadi starter permanen. Kondisi ini memperlihatkan betapa lemahnya kedalaman skuad Fiorentina di lini belakang.

Masalah ini sebenarnya bisa diatasi sejak awal. Misalnya, mendatangkan Pablo Marí dari klub promosi atau membeli pemain muda berbakat seperti Valentini. Namun, kebijakan transfer yang setengah hati justru membuat masalah semakin besar. Valentini, yang tidak bermain selama 10 bulan, kini tidak siap untuk menjadi solusi instan.

Keberuntungan Fiorentina terletak pada kemunculan pemain seperti Comuzzo, tetapi kesialan mereka datang dari keputusan-keputusan yang memperlihatkan kurangnya perencanaan jangka panjang. Dalam setiap keberhasilan, terselip masalah besar yang tidak diatasi dengan baik. Tim ini kini harus menemukan cara untuk bangkit dari krisis yang semakin dalam.

Fiorentina harus segera mengevaluasi langkah-langkah mereka. Dengan sisa musim yang penuh tekanan, mencari solusi konkret menjadi prioritas utama. Apakah keberuntungan yang mereka temukan cukup untuk mengimbangi kesialan yang diciptakan sendiri? Atau justru tim ini akan terus terjebak dalam lingkaran masalah? Hanya waktu yang bisa menjawab. (Sumber: Artikel fiorentinanews.com | Foto @rolandomandragora