ViolaClubINA - Dalam sebuah wawancara di program web Hangover Viola yang ditayangkan oleh Fiorentinanews.com, jurnalis sekaligus pengamat sepak bola Francesco Matteini mengemukakan pendapat kritisnya tentang kondisi Fiorentina saat ini. Ia mempertanyakan mengapa kota seperti Napoli dianggap lebih layak menjadi tempat klub perebut scudetto dibandingkan dengan Florence.
Menurut Matteini, ukuran basis penggemar atau jumlah penduduk seharusnya tidak dijadikan tolok ukur utama dalam membangun tim yang berprestasi. Ia mencontohkan bagaimana Napoli merekrut pelatih sekelas Antonio Conte dengan target meraih gelar juara, sementara Fiorentina, menurutnya, masih belum menunjukkan ambisi serupa.
Matteini juga mengkritisi minimnya reaksi terhadap pemilik klub saat ini, Rocco Commisso. Menurutnya, dibandingkan dengan pemilik sebelumnya, keluarga Della Valle, Commisso lebih sedikit mendapat tekanan publik meskipun performa tim stagnan. Ia menyinggung proyek stadion yang batal dibangun, yang menurutnya kini menjadi alasan klasik pihak manajemen saat bicara tentang keterbatasan tim.
"Kalau pun stadion jadi dibangun, belum tentu posisi kita sekarang akan berubah drastis," ujarnya. Ia juga menyebutkan bahwa fasilitas seperti Viola Park lebih bersifat investasi aset daripada jaminan lahirnya pemain-pemain berbakat. Bahkan ketika ada pemain muda seperti Comuzzo yang dipanggil ke tim nasional, waktu bermain yang diberikan tetap minim.
[Baca juga : Masa Depan Fiorentina di Bawah Palladino: Harapan Tinggi, Ketidakpastian Menghantui]
Di sisi lain, semangat dan harapan datang dari Tommaso Martinelli, penjaga gawang muda Fiorentina. Dalam wawancara dengan Radio Bruno Toscana saat menghadiri acara Maggio Salesiano 2025, Martinelli mengungkapkan rasa percaya dan cintanya kepada klub yang telah membesarkannya sejak 11 tahun lalu.
Martinelli menyatakan bahwa ia akan berdiskusi dengan manajemen setelah musim berakhir untuk menentukan langkah terbaik bagi masa depannya. Ia juga mengungkapkan impiannya untuk membawa pulang trofi bagi Fiorentina, sebuah momen yang ia yakini akan menjadi sejarah dan kebahagiaan besar bagi seluruh kota Florence.
Berbicara soal idolanya, Martinelli menyebut nama David De Gea. Ia merasa beruntung bisa berlatih bersama sosok yang sejak kecil ia idolakan di permainan video. Baginya, De Gea bukan hanya panutan di lapangan, tetapi juga sebagai pribadi yang patut dicontoh karena sikap dan etos kerjanya.
Meski keluarganya bukan pendukung Fiorentina, Martinelli mengaku telah menjadi bagian dari klub sejak kecil berkat pengaruh sang kakak. Baginya, mengenakan seragam ungu dan membela kota kelahirannya adalah impian yang tak bisa ditolak oleh anak kecil manapun di Florence. (Sumber: Artikel fiorentinanews.com Foto @acffiorentina)