ViolaClubINA - Di tengah gemerlap dunia sepak bola yang penuh dinamika, ada satu bentuk cinta yang tak lekang oleh waktu—cinta dari seorang suporter sejati. Melalui unggahan yang penuh makna di media sosial, salah satu anggota komunitas Viola Club Indonesia, Sadar Rusbiantoro mengungkapkan perasaannya lewat sebuah sajak berjudul Sajak Cinta Sang Fiorentini. Sebuah puisi yang menggambarkan kesetiaan mendalam terhadap Fiorentina, klub tercinta, meski cinta itu tak selalu berbalas manis.
Dalam sajak tersebut, tergambar jelas bagaimana perasaan seseorang yang mencintai tanpa pamrih. Cinta yang diberikan sepenuh hati, bahkan ketika tidak ada kemenangan yang bisa dirayakan atau trofi yang bisa dibanggakan. Ia tetap setia, tetap hadir, dan tetap berharap—meski yang ia temui hanyalah kekecewaan dan kesunyian.
Tak seperti yang lain yang bersorak karena timnya mengangkat trofi, ia justru tetap diam dan menunggu, berharap suatu hari nanti akan ada kebahagiaan yang datang dari klub yang begitu ia kagumi. Bukan karena ingin balasan, tapi karena hati ini telah memilih. Karena sekali hati mencintai, sulit rasanya untuk berpaling, meski logika berkata lain.
[Baca juga : Musim Fiorentina Bersama Palladino: Bukan Kegagalan, Tapi Butuh Kepastian dari Klub]
Barangkali inilah bentuk cinta tertinggi: mencintai tanpa syarat, setia tanpa harap kembali, dan mendukung tanpa batas waktu. Dalam dunia sepak bola, cinta semacam ini adalah napas yang menghidupkan semangat tribun, yang terus menyuarakan Forza Viola—apapun hasil pertandingannya.
Dan jika takdir memang berkata bahwa kebahagiaan itu tak datang, setidaknya ada secercah harapan: untuk bisa menyaksikan klub tercinta meraih tempat tertinggi, walau hanya dari kejauhan. Sebab bagi seorang Fiorentini sejati, mencintai Fiorentina adalah bagian dari hidup. Dan cinta seperti ini tak akan pernah padam, bahkan hingga akhir hayat. Forza Viola, selamanya. (Foto @acffiorentina)
